Selasa, 11 November 2008

Tugas Kunjungan ke TV Banten

Nama : AGUS HERMAWAN

NIM : 031214

- Perkembangan Teknologi Komunikasi -

T E L E V I S I

* Perkembangan Teknologi Televisi Di Dunia

Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia televisi secara tidak formal disebut TV, tivi, teve atau tipi. Televisi analog megnkodekan informasi gambar dengan memvariasikan voltase dan atau frekuensi dari sinyal. Seluruh system sebelum televisi digital dapat dimasukan ke analog. System yang dipergunakan dalam televisi analog adalah NTSC (National Taelevision System (s) Committee, badan industri pembaut standar yang menciptakannya. System ini sebagian besar diterapkan di Amerika Serikat (AS) dan beberapa bagian Asia Timur, seperti: China/Tiongkok, Jepang, Korea Utara, Korea Selatan, Taiwan, Mongolia. Sementara system PAL (Phase-Alternating Line, phase alternasi fase), adalah sebuah encoding berwarna digunakan dalam sistem televisi broadcast, digunakan di seluruh dunia. PAL dikembangkan di Jerman oleh Walter Bruch, yang bekerja di Telefunken dan pertama kali diperkenalkan pada 1967. Televisi digital (bahasa Inggris: Digital Television, DTV) adalah jenis TV yang menggunakan modulasi digital dan sistem komresi untuk menyebarluaskan video, audio dan signal data ke pesawat televisi. Televisi resolusi tinggi atau high-definition television (HDTV), yaitu: standar televisi digital internasional yang disiarkan dalam format 16:9 (TV biasa 4:3) dan surround-dound 5.1 Dolby Digital. Ia memiliki resolusi yang jauh lebih tinggi dari standar lama. Penonton melihat gambar berkontur jelas, dengan warna-warna matang dan depth-of-field yang lebih luas daripada biasanya. HDTV memiliki jumlah pixel hingga 5 kali standar analog PAL yang digunakan di Indonesia. Televisi kabel adalah sistem penyiaran acara televisi lewat frekuensi radio melalui serat optic atau kabel coaxial dan bukan lewat udara seperti siaran televisi biasa yang harus ditangkap antenna. Selain acara televisi, acara radio FM, internet dan telephon juga dapat disampaikan lewat kabel. Sistem ini banyak dijumpai di Amerika Utara, Eropa, Australia, Asia Timur, Amerika Selatan dan Timur Tengah. Televisi kabel kurang berhasil di Afrika karena kepadatan penduduk yang rendah di berbagai daerah. Seperti halnya radio, frekuensi yang berbeda digunakan untuk menyebarkan banyak saluran lewat satu kabel. Sebuah kotak penerima digunakan untuk memilih satu saluran televisi. Sistem televisi kabel modern sekarang menggunakan teknologi digital untuk menyiarkan lebih banyak saluran televisi dari pada sistem analog. Televisi satelit adalah televisi yang dipancarkan dengan cara mirip seperti komunikasi satelit, serta bisa disamakan dengan televiso lokal dan televisi kabel. Di banyak tempat bumi ini, layanan televisi satelit menambah sinyal lokal yang kuno, menghasilkan jangkauan saluran dan layanan yang lebih luas, termasuk untuk layanan berbayar. Sinyal televisi saetlit pertama disiarkan dari benua Eropa ke satelit Telstar di atas Amerika Utara pada tahun 1962. Satelit komunikasi geosynchronous pertama, Syncon 2 diluncurkan pada tahun 1963. Komunikasi satelit komersial pertama di dunia, disebut Intelest_I (disebut juga Early Bird), diluncurkan ke orbit pada tanggal 6 April 1965. Satelit jaringan televisi nasional pertama, Orbita, dibuat di Uni Soviet pada tahun 1967. Satelit domestik Amerika Utara pertama yang memuat siaran televisi adalah geostasiun Anik I milik Kanada, yang diluncurkan pada tahun 1872.

* BANTEN TV

Banten TV merupakan televisi lokal yang baru beroperasi di daerah Banten dan sekitarnya pada tanggal 28 Agustus 2008. Banten TV hadir dengan misi dan visi yang baru untuk meramaikan dunia pertelevisian di Indonesia. Banten TV mendapatkan izin penyelenggaraan penyiaran dari Gubernur Banten tertinggal 12 Juli 2008 dengan nomor 550/1609-D.PHB/UP/K/VII/2005 dan kemudian dilanjutkan dengan izin penyelenggaraan penyiaran dari Dinas Perhubungan Provinsi Banten dengan nomor 555.5/695/Dishub/VIII/2006 tertanggal 16 Agustus 2006. Sejak saat itu, Banten TV beroperasi sebagai stasiun televisi lokal yang mengudara mulai 17 jam per hari.

Banten TV mempunyai komitmen untuk menjadikan TV lokal yang dapat mensinergikan instansi pemerintah dan swasta dalam rangka pelayanan berita, informasi dan hiburan yang edukatif dengan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya masyarakat untuk mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah serta menciptakan kepuasan kepada para pemirsa dalam rangka untuk memajukan dunia pertelevisian Indonesia dan juga memajukan perkembangan bangsa dengan acara-acara yang dapat direfleksikan oleh pada pemirsa.

Dengan menggunakan tower setinggi 100 meter dan Transmitter 10kW, Banten TV berusaha menjangkau seluruh wilayah Banten yang meliputi Serang, Cilegon, Pandeglang, Lebak, Anyer, Labuan, Tangerang.

* Deskripsi

Berjamurnya TV lokal di setiap daerah sebagai pertanda bahwa dunia teknologi komunikasi khususnya di bidang penyiaran mengalami kemajuan. Di Banten contohnya, TV Banten yang berada di kota Serang ini sebagai simbol kemajuan Banten dalam bidang teknologi komunikasi.

Ketika saya dan teman-teman jurnalistik UNTIRTA melakukan kunjungan tanggal 16 September lalu, menyaksikan betapa Banten berhasil keluar dari image yang melekat sebagai jawara dengan melihat dan menelaah sistem teknologi yang ada di Banten TV.

Walaupun dengan keterbatasan alat, tempat maupun SDM. Banten TV berusaha merangkak sebagai TV yang mempunyai nilai jual tinggi dan mencuri perhatian khlayak walau pun masih banyak beberapa acara yang banyak mengadopsi dari beberapa TV nasional maupun internasional. Itu terbukti dengan keseriusan dan komitmen yang dibangun antar crew.

Saya berharap Banten TV menjadi TV lokal yang mampu bersaing dengan TV-TV lokal maupun nasional lainnya dan menjadi pertanda bangkitnya Banten dari keterpurukan perkembangan teknologi komunikasi.

Tidak ada komentar: