Selasa, 11 November 2008

Tugas Kunjungan ke TV Banten

Nama : AGUS HERMAWAN

NIM : 031214

- Perkembangan Teknologi Komunikasi -

T E L E V I S I

* Perkembangan Teknologi Televisi Di Dunia

Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia televisi secara tidak formal disebut TV, tivi, teve atau tipi. Televisi analog megnkodekan informasi gambar dengan memvariasikan voltase dan atau frekuensi dari sinyal. Seluruh system sebelum televisi digital dapat dimasukan ke analog. System yang dipergunakan dalam televisi analog adalah NTSC (National Taelevision System (s) Committee, badan industri pembaut standar yang menciptakannya. System ini sebagian besar diterapkan di Amerika Serikat (AS) dan beberapa bagian Asia Timur, seperti: China/Tiongkok, Jepang, Korea Utara, Korea Selatan, Taiwan, Mongolia. Sementara system PAL (Phase-Alternating Line, phase alternasi fase), adalah sebuah encoding berwarna digunakan dalam sistem televisi broadcast, digunakan di seluruh dunia. PAL dikembangkan di Jerman oleh Walter Bruch, yang bekerja di Telefunken dan pertama kali diperkenalkan pada 1967. Televisi digital (bahasa Inggris: Digital Television, DTV) adalah jenis TV yang menggunakan modulasi digital dan sistem komresi untuk menyebarluaskan video, audio dan signal data ke pesawat televisi. Televisi resolusi tinggi atau high-definition television (HDTV), yaitu: standar televisi digital internasional yang disiarkan dalam format 16:9 (TV biasa 4:3) dan surround-dound 5.1 Dolby Digital. Ia memiliki resolusi yang jauh lebih tinggi dari standar lama. Penonton melihat gambar berkontur jelas, dengan warna-warna matang dan depth-of-field yang lebih luas daripada biasanya. HDTV memiliki jumlah pixel hingga 5 kali standar analog PAL yang digunakan di Indonesia. Televisi kabel adalah sistem penyiaran acara televisi lewat frekuensi radio melalui serat optic atau kabel coaxial dan bukan lewat udara seperti siaran televisi biasa yang harus ditangkap antenna. Selain acara televisi, acara radio FM, internet dan telephon juga dapat disampaikan lewat kabel. Sistem ini banyak dijumpai di Amerika Utara, Eropa, Australia, Asia Timur, Amerika Selatan dan Timur Tengah. Televisi kabel kurang berhasil di Afrika karena kepadatan penduduk yang rendah di berbagai daerah. Seperti halnya radio, frekuensi yang berbeda digunakan untuk menyebarkan banyak saluran lewat satu kabel. Sebuah kotak penerima digunakan untuk memilih satu saluran televisi. Sistem televisi kabel modern sekarang menggunakan teknologi digital untuk menyiarkan lebih banyak saluran televisi dari pada sistem analog. Televisi satelit adalah televisi yang dipancarkan dengan cara mirip seperti komunikasi satelit, serta bisa disamakan dengan televiso lokal dan televisi kabel. Di banyak tempat bumi ini, layanan televisi satelit menambah sinyal lokal yang kuno, menghasilkan jangkauan saluran dan layanan yang lebih luas, termasuk untuk layanan berbayar. Sinyal televisi saetlit pertama disiarkan dari benua Eropa ke satelit Telstar di atas Amerika Utara pada tahun 1962. Satelit komunikasi geosynchronous pertama, Syncon 2 diluncurkan pada tahun 1963. Komunikasi satelit komersial pertama di dunia, disebut Intelest_I (disebut juga Early Bird), diluncurkan ke orbit pada tanggal 6 April 1965. Satelit jaringan televisi nasional pertama, Orbita, dibuat di Uni Soviet pada tahun 1967. Satelit domestik Amerika Utara pertama yang memuat siaran televisi adalah geostasiun Anik I milik Kanada, yang diluncurkan pada tahun 1872.

* BANTEN TV

Banten TV merupakan televisi lokal yang baru beroperasi di daerah Banten dan sekitarnya pada tanggal 28 Agustus 2008. Banten TV hadir dengan misi dan visi yang baru untuk meramaikan dunia pertelevisian di Indonesia. Banten TV mendapatkan izin penyelenggaraan penyiaran dari Gubernur Banten tertinggal 12 Juli 2008 dengan nomor 550/1609-D.PHB/UP/K/VII/2005 dan kemudian dilanjutkan dengan izin penyelenggaraan penyiaran dari Dinas Perhubungan Provinsi Banten dengan nomor 555.5/695/Dishub/VIII/2006 tertanggal 16 Agustus 2006. Sejak saat itu, Banten TV beroperasi sebagai stasiun televisi lokal yang mengudara mulai 17 jam per hari.

Banten TV mempunyai komitmen untuk menjadikan TV lokal yang dapat mensinergikan instansi pemerintah dan swasta dalam rangka pelayanan berita, informasi dan hiburan yang edukatif dengan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya masyarakat untuk mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah serta menciptakan kepuasan kepada para pemirsa dalam rangka untuk memajukan dunia pertelevisian Indonesia dan juga memajukan perkembangan bangsa dengan acara-acara yang dapat direfleksikan oleh pada pemirsa.

Dengan menggunakan tower setinggi 100 meter dan Transmitter 10kW, Banten TV berusaha menjangkau seluruh wilayah Banten yang meliputi Serang, Cilegon, Pandeglang, Lebak, Anyer, Labuan, Tangerang.

* Deskripsi

Berjamurnya TV lokal di setiap daerah sebagai pertanda bahwa dunia teknologi komunikasi khususnya di bidang penyiaran mengalami kemajuan. Di Banten contohnya, TV Banten yang berada di kota Serang ini sebagai simbol kemajuan Banten dalam bidang teknologi komunikasi.

Ketika saya dan teman-teman jurnalistik UNTIRTA melakukan kunjungan tanggal 16 September lalu, menyaksikan betapa Banten berhasil keluar dari image yang melekat sebagai jawara dengan melihat dan menelaah sistem teknologi yang ada di Banten TV.

Walaupun dengan keterbatasan alat, tempat maupun SDM. Banten TV berusaha merangkak sebagai TV yang mempunyai nilai jual tinggi dan mencuri perhatian khlayak walau pun masih banyak beberapa acara yang banyak mengadopsi dari beberapa TV nasional maupun internasional. Itu terbukti dengan keseriusan dan komitmen yang dibangun antar crew.

Saya berharap Banten TV menjadi TV lokal yang mampu bersaing dengan TV-TV lokal maupun nasional lainnya dan menjadi pertanda bangkitnya Banten dari keterpurukan perkembangan teknologi komunikasi.

Minggu, 09 November 2008

Teknologi Internet dan Website

AGUS HERMAWAN

031214

Sejarah Internet

Pada awalnya Internet merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat di tahun 1969, melalui proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network), di mana mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware dan software komputer yang berbasis UNIX, kita bisa melakukan komunikasi dalam jarak yang tidak terhingga melalui saluran telepon. Proyek ARPANET merancang bentuk jaringan, kehandalan, seberapa besar informasi dapat dipindahkan, dan akhirnya semua standar yang mereka tentukan menjadi cikal bakal pembangunan protokol baru yang sekarang dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol).

Tujuan awal dibangunnya proyek itu adalah untuk keperluan militer. Pada saat itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of Defense) membuat sistem jaringan komputer yang tersebar dengan menghubungkan komputer di daerah-daerah vital untuk mengatasi masalah bila terjadi serangan nuklir dan untuk menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang dapat mudah dihancurkan.

Pada mulanya ARPANET hanya menghubungkan 3 situs saja yaitu Stanford Research Institute, University of California, Santa Barbara, University of Utah, di mana mereka membentuk satu jaringan terpadu di tahun 1969, dan secara umum ARPANET diperkenalkan pada bulan Oktober 1972. Tidak lama kemudian proyek ini berkembang pesat di seluruh daerah, dan semua universitas di negara tersebut ingin bergabung, sehingga membuat ARPANET kesulitan untuk mengaturnya.

Oleh sebab itu ARPANET dipecah manjadi dua, yaitu "MILNET" untuk keperluan militer dan "ARPANET" baru yang lebih kecil untuk keperluan non-militer seperti, universitas-universitas. Gabungan kedua jaringan akhirnya dikenal dengan nama DARPA Internet, yang kemudian disederhanakan menjadi Internet.

[sunting] Daftar kejadian penting





Tahun

Kejadian

1957

Uni Sovyet (sekarang Rusia) meluncurkan wahana luar angkasa, Sputnik.

1958

Sebagai buntut dari "kekalahan" Amerika Serikat dalam meluncurkan wahana luar angkasa, dibentuklah sebuah badan di dalam Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Advanced Research Projects Agency (ARPA), yang bertujuan agar Amerika Serikat mampu meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi negara tersebut. Salah satu sasarannya adalah teknologi komputer.

1962

J.C.R. Licklider menulis sebuah tulisan mengenai sebuah visi di mana komputer-komputer dapat saling dihubungkan antara satu dengan lainnya secara global agar setiap komputer tersebut mampu menawarkan akses terhadap program dan juga data. Di tahun ini juga RAND Corporation memulai riset terhadap ide ini (jaringan komputer terdistribusi), yang ditujukan untuk tujuan militer.

Awal 1960-an

Teori mengenai packet-switching dapat diimplementasikan dalam dunia nyata.

Pertengahan 1960-an

ARPA mengembangkan ARPANET untuk mempromosikan "Cooperative Networking of Time-sharing Computers", dengan hanya empat buah host komputer yang dapat dihubungkan hingga tahun 1969, yakni Stanford Research Institute, University of California, Los Angeles, University of California, Santa Barbara, dan University of Utah.

1965

Istilah "Hypertext" dikeluarkan oleh Ted Nelson.

1968

Jaringan Tymnet dibuat.

1971

Anggota jaringan ARPANET bertambah menjadi 23 buah node komputer, yang terdiri atas komputer-komputer untuk riset milik pemerintah Amerika Serikat dan universitas.

1972

Sebuah kelompok kerja yang disebut dengan International Network Working Group (INWG) dibuat untuk meningkatkan teknologi jaringan komputer dan juga membuat standar-standar untuk jaringan komputer, termasuk di antaranya adalah Internet. Pembicara pertama dari organisasi ini adalah Vint Cerf, yang kemudian disebut sebagai "Bapak Internet"

1972-1974

Beberapa layanan basis data komersial seperti Dialog, SDC Orbit, Lexis, The New York Times DataBank, dan lainnya, mendaftarkan dirinya ke ARPANET melalui jaringan dial-up.

1973

ARPANET ke luar Amerika Serikat: pada tahun ini, anggota ARPANET bertambah lagi dengan masuknya beberapa universitas di luar Amerika Serikat yakni University College of London dari Inggris dan Royal Radar Establishment di Norwegia.

1974

Vint Cerf dan Bob Kahn mempublikasikan spesifikasi detail protokol Transmission Control Protocol (TCP) dalam artikel "A Protocol for Packet Network Interconnection".

1974

Bolt, Beranet & Newman (BBN), perusahaan kontraktor untuk ARPANET, membuka sebuah versi komersial dari ARPANET yang mereka sebut sebagai Telenet, yang merupakan layanan paket data publik pertama.

1977

Sudah ada 111 buah komputer yang telah terhubung ke ARPANET.

1978

Protokol TCP dipecah menjadi dua bagian, yakni Transmission Control Protocol dan Internet Protocol (TCP/IP).

1979

Grup diskusi Usenet pertama dibuat oleh Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin, alumni dari Duke University dan University of North Carolina Amerika Serikat. Setelah itu, penggunaan Usenet pun meningkat secara drastis.
Di tahun ini pula,
emoticon diusulkan oleh Kevin McKenzie.

Awal 1980-an

Komputer pribadi (PC) mewabah, dan menjadi bagian dari banyak hidup manusia.
Tahun ini tercatat ARPANET telah memiliki anggota hingga 213 host yang terhubung.
Layanan
BITNET (Because It's Time Network) dimulai, dengan menyediakan layanan e-mail, mailing list, dan juga File Transfer Protocol (FTP).
CSNET (Computer Science Network) pun dibangun pada tahun ini oleh para ilmuwan dan pakar pada bidang ilmu komputer dari
Purdue University, University of Washington, RAND Corporation, dan BBN, dengan dukungan dari National Science Foundation (NSF). Jaringan ini menyediakan layanan e-mail dan beberapa layanan lainnya kepada para ilmuwan tersebut tanpa harus mengakses ARPANET.

1982

Istilah "Internet" pertama kali digunakan, dan TCP/IP diadopsi sebagai protokol universal untuk jaringan tersebut.
Name server mulai dikembangkan, sehingga mengizinkan para pengguna agar dapat terhubung kepada sebuah host tanpa harus mengetahui jalur pasti menuju host tersebut.
Tahun ini tercatat ada lebih dari 1000 buah host yang tergabung ke Internet.



Sumber: www.wikipedia.com



MENGENAI WEBSITE

Tujuan Utama JaME
Tujuan utama JaME adalah untuk mempopulerkan musik Jepang yang kontemporer kepada publik Eropa dan Amerika Asia & Oceania serta belahan dunia lainnya. Sarana utama JaME dalam misi ini tentu saja situs internet kami yang sudah dikenal JmusicEuropa.com, JmusicAmerica.com dan JmusicEastAsia.com.

Tujuan kedua
Tujuan kami yang berikutnya adalah ikut terlibat dalam memberi bantuan kepada artis – artis Jepang dalam menghubungkan dan berasosiasi dengan Eropa serta Amerika. Kami bekerja untuk mendukung artis – artis dan manajemen mereka seperti membantu mereka mengekspor musik mereka lebih banyak pendengar. Kami bercita-cita untuk dapat membentuk hubungan kerekanan yang kuat sehingga kami dapat membaharui pengertian kami akan tujuan – tujuan kami bersama dan juga harapan – harapan yang ada. JaME sadar secara penuh akan perbedaan – perbedaan dan cara operasi yang nyata antara negara dan benua yang berbeda. Untuk itu kami berusaha sekuat tenaga untuk memastikan bahwa kami menghormati dan dapat menyesuaikan kebutuhan dari pihak – pihak yang berurusan dengan kami.
Sebagai tambahan, JaME juga aktif sebagai suatu jasa untuk mempromosikan dan mendukung aktifitas – aktifitas di seluruh Eropa, Amerika dan East Asia yang berhubungan dengan musik Jepang.

Awal Terbentuknya JaME
JaME berkembang dari JrockFrance.com yang bermula di tahun 1999 bersamaan dengan fanzine Visual Kei “Prototype”. Di tahun 2001, website ini diambil alih dari fanzine tersebut dan mulai mengembangkan diri, sebelum pada akhirnya bergabung dengan www.jpopfrance.com. Karena popularitas dan pertumbuhan yang pesat, di tahun 2003 sebuah proyek kerjasama yang melibatkan kontributor dari Perancis, Italy, Polandia dan Jerman dimulai. Wujud pertama dari JmusicEuropa.com lahir. Asosiasi yang semakin berkembang JaME (Japanese Music Entertainment) lahir di tahun 2004. Tujuan JaME adalah mencoba mempromosikan musik Jepang yang kontemporer melalui pengembangan dan pembuatan berbagai bentuk media yang berhubungan dengan musik Jepang. JaME juga bercita – cita untuk membuat jaringan dengan artis – artis Jepang untuk mengorganisir/ co-organisir konser di Eropa. Hal ini secara alami mengarahkan JaME dalam penyediaan koneksi antara artis Jepang dan promoter/distributor Eropa dalam membantu pengadaan konser dan/atau sponsorsip dan juga pendistribusian musik Jepang ke seluruh Eropa.

JaME Saat Ini
Saat ini JaME dikunjungi rata - rata lebih dari 15,000 pengunjung setiap harinya, dengan 150,000 halaman yang dilihat. Dengan pemberitahuan yang rutin akan setiap event besar di Eropa seperti kemunculan Mana di France Expo atau kunjungan Dir en grey ke Eropa dan lainnya, alat penghitung seringkali menembus angka 20,000 ke atas. JaME saat ini tersedia dalam berbagai pilihan bahasa yang dihasilkan oleh sebuah tim dengan anggota lebih dari 100 orang dari negara – negara yang berbeda di seluruh dunia. Aspek multi-bahasa dari JaME adalah sebuah komitmen akan keyakinan kami akan pentingnya menghadirkan informasi mengenai musik Jepang yang dapat diakses oleh semua pihak.

Di tahun 2005 JaME meluncurkan JmusicAmerica yang merupakan situs bayangan dari JmusicEuropa yang sebenarnya tapi memasukkan informasi yang spesifik serta pengumuman event di benua Amerika.

Tahun 2007 JaME meluncurkan JmusicEastAsia&Oceania yang merupakan pengembangan baru dari JmusicEuropa serta JmusicAmerica. Dengan JmusicEastAsia ini diharapkan musik Jepang akan semakin tersebar luas di belahan negara lainnya.

Mengapa Yakin akan JaME?
Mengapa banyak orang mengandalkan JaME? Penting untuk memahami bahwa tim JaME terbentuk dari para sukarelawan dengan semangat yang kuat untuk musik Jepang. Inti JaME berputar di sekitar perkembangan musik Jepang di Eropa dan Amerika. Dari tahun 1999 ke depan JaME telah betumbuh dan menginspirasi orang – orang untuk memahami musik Jepang, dan sebaliknya membangun sebuah mentalitas untuk menyebarkan musik Jepang lebih jauh lagi. Energi inilah yang memberi semangat bagi para pihak yang bekerja dengan dan untuk JmusicEuropa.com, JMusicAmerica.com serta JmusicEastAsia.com. JaME telah melewati segala pengharapan dari sejak berawal sebagai sebuah situs fan untuk meraih kualitas yang tinggi. Meskipun JaME memang belum menjadi sebuah perusahaan, tetapi kami juga melakukan apapun yang termasuk dalam penyediaan jasa termasuk promosi serta program donasi untuk mensuport website kami serta aktifitas lainnya. JaME telah selalu ada dan akan selalu menjadi sebuah sarana akhir kepada para fans, asosiasi, komunitas, dan artis untuk kemajuan dan perkembangannya. Jangkauan JaME adalah sebatas imajinasi orang- orang yang menggunakannya.

Tanggal Penting dalam Sejarah JaME
1999: Pembentukan fanzine Visual Kei Perancis “PROTOTYPE” tentang Visual Kei
2000: Pembentukan website Visual kei berbahasa Perancis “Ongaku da!”. Website ini merupakan tanda terimakasih secara online dari fanzine “PROTOTYPE”
2001: Pembentukan website musik Jepang berbahasa Perancis “Japan Music”.
2002: “Ongaku da!” dan “Japan Music” bergabung dan menjadi “JrockFrance.com”
Maret 2004: JrockFrance.com berkembang menjadi “JmusicEuropa.com”
Musim Semi 2004: JmusicEuropa.com membentuk kerjasama promosi pertamanya untuk konser Japanese Rock di Perancis. Tak lama kemudian asosiasi yang sama mengambil tempat di Jerman.
Musim Panas 2004: Tim JmusicEuropa disertai promoter – promoter Eropa mensuport serta membuat proyek – proyek untuk mengembangkan musik Jepang di Eropa.
Musim Gugur 2004: Sebagai jawaban akan kesuksesan yang berlimpah dan tak terduga dari situs ini, dengan bertambahnya jumlah wawancara dengan artis Jepang dan sebagainya, situs ini mengembangkan dan membentuk inkarnasi keduanya menjadi “JaME Europa”.
January 2005: Pembentukan resmi dari asosiasi Japanese Music Entertainment yang bertanggung jawab akan JaME.
Musim Semi 2005: JaME menayangkan interview ekslusif perdana secara online dengan beberapa artis rock Jepang memecahkan monopoli pembahasan Visual Kei. Musim Panas 2005: JaME Co-organisir konser musik Jepang di Inggris, Swedia dan Finlandia. Sebelumnya konser – konser tersebut baru diadakan di Perancis atau Jerman.
Musim Gugur 2005: Sebagai respons untuk sejumlah permintaan space iklan yang berhubungan dengan event/toko musik Jepang dan lainnya serta kebutuhan untuk perkembangan situs ini sendiri, website JaME didesain ulang dan Versi Ketiga dari JaME pun diluncurkan.
Akhir Musim Gugur 2005: JaME America diluncurkan sebagai jawaban untuk para fans musik Jepang di Amerika Latin (Mexico, Chilli dan Brazil). Amerika Utara juga diwakilkan dalam versi Bahasa Perancis dan Bahasa Inggris.
Awal 2006: JaME terlibat secara resmi dengan para promotor di Amerika Latin yang ingin mengubungi dan mengorganisir konser - konser Musik Jepang.

Musim Semi 2006: JaME meluncurkan inkarnasi ke Empat website ini. Desain baru ini didesain secara khusus untuk mewakili serta menjawab dukungan dan iklan dari event – event serta rekan – rekan yang dipromosikan dan didukung oleh JaME.

Sumber: www.Solar-Aid.org

Sistem Komunikasi Serat Optik

AGUS HERMAWAN

031214


SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

  • Pendahuluan

Perkembangan dan penerapan teknologi telekomunikasi dunia yang berkembang dengan cepat, secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan sistem telekomunikasi Indonesia. Beroperasinya satelit telekomunikasi Palapa dan kemudian pemakaian SKSO (Sistem Komunikasi Serat Optik) di Indonesia merupakan bukti bahwa Indonesia juga mengikuti dan mempergunakan teknologi ini di bidang telekomunikasi.

Tidak disangkal lagi bahwa serat optik akan memberikan kemungkinan yang lebih baik bagi jaringan telekomunikasi. Serat optik adalah salah satu media transmisi yang dapat menyalurkan informasi dengan kapasitas besar dengan keandalan yang tinggi. Berlainan dengan media transmisi lainnya, maka pada serat optik gelombang pembawanya tidak merupakan gelombang elektromagnet atau listrik, akan tetapi merupakan sinar/cahaya laser.

Sistem telekomunikasi ini sebenarnya sudah diteliti sejak lama, tetapi karena banyaknya kesulitan atau hambatan yang timbul terutama di dalam usaha menghilangkan kotoran dalam pembuatan serat optik. Kotoran di dalam serat optik dapat mengakibatkan rugi-rugi transmisi dan dispersi yang tidak sempurna.

Sebagaimana namanya maka serat optik dibuat dari gelas silika dengan penampang berbentuk lingkaran atau bentuk-bentuk lainnya. Pembuatan serat optik dilakukan dengan cara menarik bahan gelas kental-cair sehingga dapat diperoleh serabut/serat gelas dengan penampang tertentu. Proses ini dikerjakan dalam keadaan bahan gelas yang panas. Yang terpenting dalam pembuatan serat optik adalah menjaga agar perbandingan relatif antara bermacam lapisan tidak berubah sebagai akibat tarikan. Proses pembungkusan seperti pemberian bahan pelindung atau proses pembuatan satu ikat kabel yang terdiri atas beberapa buah hingga ratusan kabel pengerjaannya tidak berbeda dengan pembuatan kabel biasa.



  • Keunggulan Transmisi Serat Optik

Sistem transmisi serat optik ini dibandingkan dengan teknologi transmisi yang lain mempunyai beberapa kelebihan, antara lain :

  1. Redaman transmisi yang kecil.

    Sistem telekomunikasi serat optik mempunyai redaman transmisi per km relatif kecil dibandingkan dengan transmisi lainnya, seperti kabel coaxial ataupun kabel PCM. Ini berarti serat optik sangat sesuai untuk dipergunakan pada telekomunikasi jarak jauh, sebab hanya membutuhkan repeater yang jumlahnya lebih sedikit.

  2. Bidang frekuensi yang lebar

    Secara teoritis serat optik dapat dipergunakan dengan kecepatan yang tinggi, hingga mencapai beberapa Gigabit/detik. Dengan demikian sistem ini dapat dipergunakan untuk membawa sinyal informasi dalam jumlah yang besar hanya dalam satu buah serat optik yang halus.

  3. Ukurannya kecil dan ringan

    Dengan demikian sangat memudahkan pengangkutan pemasangan di lokasi. Misalnya dapat dipasang dengan kabel lama, tanpa harus membuat lubang polongan yang baru.

  4. Tidak ada interferensi

    Hal ini disebabkan sistem transmisi serat optik mempergunakan sinar/cahaya laser sebagai gelombang pembawanya. Sebagai akibatnya akan bebas dari cakap silang (cross talk) yang sering terjadi pada kabel biasa. Atau dengan perkataan lain kualitas transmisi atau telekomunikasi yang dihasilkan lebih baik dibandingkan transmisi dengan kabel. Dengan tidak terjadinya interferensi akan memungkinkan kabel serat optik dipasang pada jaringan tenaga listrik tegangan tinggi (high voltage) tanpa khawatir adanya gangguan yang disebabkan oleh tegangan tinggi.

  5. Kelebihan lain, antara lain

Adanya isolasi antara pengirim (transmitter) dan penerimanya (receiver), tidak ada ground loop serta tidak akan terjadi hubungan api pada saat kontak atau terputusnya serat optik. Dengan demikian sangat aman dipasang di tempat-tempat yang mudah terbakar. Seperti pada industri minyak, kimia, dan sebagainya.


Kabel Coaxial

Kabel Serat Optik

Delay

0.005 ms/km

0.048 ms/km

Keamanan

- aman dari penyadapan
- tidak dapat di jamming

- aman dari penyadapan
- tidak dapat di jamming

Penambahan kanal
Kapasitas kanal
Transmisi TV
Broadcast
Transmisi data
Umur sistem
MTBF

memasang kabel baru
sedang-besar
baik, tidak ekonomis
tidak dapat
baik, tidak praktis
lebih dari 25 tahun
± 10 tahun

memasang kabel baru
sedang-besar sekali
baik dan ekonomis
tidak dapat
baiksekali
lebih dari 25 tahun
± 10 tahun

  • Prinsip Kerja Transmisi pada Serat Optik

Berlainan dengan telekomunikasi yang mempergunakan gelombang elektromagnet maka pada serat optik gelombang cahayalah yang bertugas membawa sinyal informasi. Pertama-tama microphone merubah sinyal suara menjadi sinyal listrik. Kemudian sinyal listrik ini dibawa oleh gelombang pembawa cahaya melalui serat optik dari pengirim (transmitter) menuju alat penerima (receiver) yang terletak pada ujung lainnya dari serat. Modulasi gelombang cahaya ini dapat dilakukan dengan merubah sinyal listrik termodulasi menjadi gelombang cahaya pada transmitter dan kemudian merubahnya kembali menjadi sinyal listrik pada receiver. Pada receiver sinyal listrik dapat dirubah kembali menjadi gelombang suara.

Tugas untuk merubah sinyal listrik ke gelombang cahaya atau kebalikannya dapat dilakukan oleh komponen elektronik yang dikenal dengan nama komponen optoelectronic pada setiap ujung serat optik.

Dalam perjalanannya dari transmitter menuju ke receiver akan terjadi redaman cahaya di sepanjang kabel serat optik dan konektor-konektornya (sambungan). Karena itu bila jarak ini terlalu jauh akan diperlukan sebuah atau beberapa repeater yang bertugas untuk memperkuat gelombang cahaya yang telah mengalami redaman.

  • Jenis Serat Optik

Berdasarkan sifat karakteristiknya maka jenis serat optik secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 yaitu :

  1. Multimode

    Pada jenis serat optik ini penjalaran cahaya dari satu ujung ke ujung lainnya terjadi dengan melalui beberapa lintasan cahaya, karena itu disebut multimode. Diameter inti (core) sesuai dengan rekomendasi dari CCITT G.651 sebesar 50 m m dan dilapisi oleh jaket selubung (cladding) dengan diameter 125 m m.

    Sedangkan berdasarkan susunan index biasnya serat optik multimode memiliki dua profil yaitu graded index dan step index. Pada serat graded index, serat optik mempunyai index bias cahaya yang merupakan fungsi dari jarak terhadap sumbu/poros serat optik. Dengan demikian cahaya yang menjalar melalui beberapa lintasan pada akhirnya akan sampai pada ujung lainnya pada waktu yang bersamaan. Berlainan dengan graded index, maka pada serat optik step index (mempunyai index bias cahaya sama) sinar yang menjalar pada sumbu akan sampai pada ujung lainnya dahulu (dispersi) Hal ini dapat terjadi karena lintasan yang melalui poros lebih pendek dibandingkan sinar yang mengalami pemantulan pada dinding serat optik. Sebagai hasilnya terjadi pelebaran pulsa atau dengan kata lain mengurangi lebar bidang frekuensi.

    Oleh karena itu secara praktis hanya serat optik graded index sajalah yang dipergunakan sebagai saluran transmisi serat optik multimode.

  2. Single Mode

Serat optik single mode/monomode mempunyai diameter inti (core) yang sangat kecil 3 – 10 m m, sehingga hanya satu berkas cahaya saja yang dapat melaluinya. Oleh karena hanya satu berkas cahaya maka tidak ada pengaruh index bias terhadap perjalanan cahaya atau pengaruh perbedaan waktu sampainya cahaya dari ujung satu sampai ke ujung yang lainnya (tidak terjadi dispersi). Dengan demikian serat optik singlemode sering dipergunakan pada sistem transmisi serat optik jarak jauh atau luar kota (long haul transmission system). Sedangkan graded index dipergunakan untuk jaringan telekomunikasi lokal (local network).

Bit rate
( Mbit/dt )

Jarak repeater
multimode

Jarak repeater
singlemode

140
280
420
565

30
20
15
10

50
35
33
31

Tim Elektron HME-ITB
elektron@hme.ee.itb.ac.id


Budaya dan Konsep Teknologi

Agus Hermawan

031214

BUDAYA DAN KONSEP TEKNOLOGI

Sinergi Seni dan Teknologi Menuju Peradaban Manusia Yang Unggul

Sabtu, 18 - Juni - 2005, 19:18:09

“Dalam kehidupan kita hari-hari ini, berbagai pendapat yang mempertentangkan praksis sains dan teknologi secara bipolar masih sering terdengar. Sudah tentu, diskursus tersebut tidak mungkin muncul tanpa sejarah. Salah satu sebabnya, boleh jadi ialah karena pemahaman umum tentang teknologi-sebagai perpanjangan tangan dari sains modern-yang dianggap selalu berurusan dengan kepastian rasional dan serba keterukuran dalam logika positivisme.

Sedangkan seni atau lebih khusus lagi , seni rupa modern, umumnya dilihat sebagai praksis filosofis yang justru identik dengan berbagai ketidakpastian, penafsiran personal dan subyektifitas. Pertentangan bipolar itu juga terkait dengan pandangan khalayak yang di satu sisi memahami teknologi sebagai perwujudan nyata dari cita-cita kemajuan peradaban modern secara konkrit, berdampak pada kehidupan manusia. Sementara di sisi lain, melihat seni sebagai aktualisasi pengalaman batin, intuisi, dunia pra-reflektif manusia dan khasanah rasawi yang tak terjamah”.

Demikian paparan dari Agung Hujatkajennong pada diskusi yang berlangsung dalam rangka pameran “Video Sculpture di Jerman Sejak 1963″ di ITB, 9 Juni lalu. Pendapat-pendapat tersebut memang tidak sepenuhnya keliru melihat pemisahan yang secara sadar atau tidak memang dilakukan oleh para pelaku teknologi dan seni tersebut. Pemisahan ini tidak terlepas dari ambisi manusia sendiri untuk mengejar modernitas, menciptakan spesialisasi dalam bidang-bidang kehidupan manusia demi terwujudnya praktik dan disiplin keilmuan yang otonom.

Sejarah sendiri mencatat bagaimana pada paruh pertama abad 20, kedua bidang tersebut telah menghasilkan puncak-puncak penemuan dalam kebudayaan modern, dimana eksperimentasi dan riset menjadi tulang punggung dalam pencapaian kesejahteraan manusia. Namun berbagai penemuan tersebut semakin memisahkan seni dan teknologi di masa itu hingga menjangkau dalam tataran konsep. Keterkaitan antara keduanya hanya samar-samar terlihat dalam hal keinginan untuk terus menemukan sesuatu yang baru.

Tetapi dalam dekade 60-an, terjadi perubahan mendasar dalam konsep tersebut. Kehadiran genre video art mempertemukan dua perangkat tersebut yang bagai dua sisi mata uang logam. Memang tidak bisa dipungkiri kehadiran kamera, film, dan video telah menciptakan sintesa antara dunia imaji dalam seni dengan perangkat teknologi reproduksi mekanik. Kelahiran fotografi dan sinema telah membawa perubahan besar dalam kebudayaan manusia. Sebuah pendobrakan terhadap tataran konsep pemisahan seni dan teknologi.

Menanggapi berkembangnya video art, Agung menjelaskan bahwa seni yang hadir lewat teknologi video memiliki ciri unik sendiri. Secara sejarah, karya-karya dalam video art menuntut kita untuk mendefinisikan kembali model persepsi estetik secara baru karena karakter-karakter inheren medium video yang khusus membedakan dengan seni lukis, tari, teater, bahkan sinema sekalipun. Video merupakan rangkaian citra bergerak dan suara yang terikat dengan waktu berbeda dengan lukisan. Karya-karya purwarupa video art juga mendeskontruksi konvensi narasi dan pola yang penting hadir dalam sinema/film. Ketika fotografi dan film/sinema hadir sebagai kebaruan dari teknologi dan seni, video art justru lahir dari kecurigaan dan kritisme terhadap seni dan teknologi.

Salah satu fenomena yang menjadi kritik terhadap seni dan teknologi adalah televisi. Televisi yang hadir dalam dekade 60-an, menjadi sebuah jarkon teknologi informasi yang sangat agresif. Kebutuhan akan televisi telah memicu lahirnya sistem komunikasi yang baru. Sistem komunikasi ini yang mampu mendorong perubahan sosial, politik, ekonomi secara besar-besaran dalam kehidupan manusia. Sejak pertama kali televisi ditemukan telah menjadi alat yang efektif untuk menyebarkan hiburan, informasi, pendapat bahkan ideologi yang terselubung. Kritik yang sama terhadap budaya TV dan budaya tontonan juga ditampilkan dalam pameran video art bulan ini.

Video art yang hadir dalam bentuk kritisme terhadap seni dan teknologi disajikan dalam bentuk berbeda. Dimana seni dan peralatan teknologi sendiri digunakan untuk menggambarkan kritik tersebut. Sejak berkembangnya video art sampai sekarang, penggunaan perangkat teknologi terbaru juga menyertai setiap karya yang hadir. Video art hadir dalam berbagai bentuk teknologi visual yang secara konseptual seiring dengan diskursus yang berkembang dalam praksis seni rupa.

Terlepas dari kehadiran video art sebagai bentuk kritik, teknologi dan seni memang berada dalam sebuah konteks sama mengusung pada kemajuan budaya manusia. Pada tataran tertentu video art memang merupakan sinergi paling menguntungkan antara seni dan teknologi. Di satu sisi, penemuan-penemuan teknologi telah menyumbangkan sistem bahasa yang baru bagi seni, sehingga perkembangan seni tidak mandeg dengan kanon-kanon yang klasik seperti seni lukis dan seni patung saja. Perkembangan arus informasi dan makin gemerlapnya dunia dengan teknologi, seharusnya dilengkapi dengan keterlibatan seni dalam perkenalan dengan manusia. Seni sebagai sebuah imaji batin yang mampu dirasa bersanding dengan penerapan teknologi yang agresif. Dengan tujuan yang sama untuk memajukan budaya manusia sekaligus mensejahterakannya.

Diakhir diskusi tersebut, Agung menyampaikan, proses-proses kreatif yang hadir dari seni, seharusnya bisa menjadi stimulan yang baik bagi para saintis/teknokrat dan seniman di Indonesia untuk lebih memahami proses perubahan budaya di masyarakat berkaitan dengan adaptasi dan aplikasi seni dan teknologi. Kolaborasi di antara pihak-pihak tersebut akan mengembalikan praksis seni dan teknologi pada fitrahnya sebagai techne.
Trackback

* Trackback URI:http://www.itb.ac.id/news/trackback/577